September
08
2017
     11:23

Laporan Future Health Index Philips Sarankan untuk Utamakan Upaya Pencegahan dan Teknologi Kesehatan Terkoneksi

Laporan Future Health Index Philips Sarankan untuk Utamakan Upaya Pencegahan dan Teknologi Kesehatan Terkoneksi

Jakarta, Indonesia - Royal Philips (NYSE: PHG, AEX: PHIA), pemimpin global dalam teknologi kesehatan, baru-baru ini merilis Future Health Index tahunan kedua yang menjelaskan lebih lanjut mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi oleh sistem layanan kesehatan di seluruh dunia di tengah usaha mereka untuk beralih ke model kesehatan yang lebih terintegrasi untuk memenuhi tantangan kesehatan saat ini dan masa depan.

Berdasarkan survei terhadap lebih dari 33.000 orang di 19 negara, Future Health Index menyatakan bahwa upaya pencegahan dan teknologi kesehatan yang terkoneksi -- seperti alat pendeteksi kesehatan, alat kesehatan, perangkat monitoring kesehatan untuk di rumah, alat komunikasi elektronik langsung antara pasien dan dokter serta alat monitoring pasien jarak jauh - memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan sistem layanan kesehatan di seluruh dunia, namun pada kenyataannya alat-alat tersebut belum dimanfaatkan sepenuhnya.

Dengan jumlah populasi lanjut usia atau lansia di Indonesia yang diperkirakan akan mencapai 36 juta jiwa pada tahun 2025, dan dengan semakin meningkatnya angka penyakit kronis di kalangan generasi muda, Philips mengungkapkan sejumlah tren untuk membantu Indonesia mengatasi masalah yang dihadapi sistem kesehatannya pada dekade mendatang.

Memprioritaskan upaya pencegahan di negara-negara berkembang

Temuan utama dalam laporan ini menunjukkan lebih dari setengah atau 55% populasi di negara-negara berkembang percaya bahwa tenaga profesional kesehatan harus memberikan sebagian besar waktu dan sumber daya mereka untuk upaya pencegahan - yaitu menjaga kesehatan dengan baik. Sementara itu, 69% tenaga profesional kesehatan di negara berkembang juga percaya bahwa mereka harus fokus pada upaya pencegahan daripada pengobatan (30%).

Sejalan dengan itu, Kementerian Kesehatan Indonesia baru-baru ini mengalokasikan 16% dari total anggarannya untuk program kampanye "Gerakan Masyarakat Hidup Sehat" (Germas) yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat seputar penyakit tidak menular namun dapat mematikan seperti kanker, hipertensi dan diabetes, dan seputar pentingnya nutrisi yang tepat.

Meningkatkan kesadaran seputar penyakit dan masalah kesehatan adalah sangat penting. Laporan Future Health Index menyoroti bahwa banyak orang di negara-negara berkembang menganggap mereka lebih sehat daripada kondisi sebenarnya. Hanya sepertiga (33%) responden di negara-negara berkembang menilai kesehatan mereka sendiri buruk. Sebagai perbandingan, lebih dari setengah (55%) tenaga profesional kesehatan di negara-negara berkembang menilai kesehatan masyarakat umum di negara mereka buruk.

“Indonesia menghadapi peningkatan penyakit tidak menular - seperti diabetes, hipertensi dan penyakit kardiovaskular [1]- pencegahan akan menjadi satu-satunya cara yang berkelanjutan untuk mengurangi beban pada sistem layanan kesehatan. Masyarakat mulai menyadari manfaat dari ‘upaya pencegahan’. Namun, untuk itu diperlukan perubahan pola pikir dasar pada masyarakat luas untuk lebih bertanggung jawab atas kesejahteraan mereka sendiri, dan mengambil langkah agar tetap sehat sebelum jatuh sakit,” kata Direktur Utama Philips Indonesia, Suryo Suwignjo.

"Kenyataan bahwa sebagian besar masyarakat di negara-negara berkembang salah menilai keadaan kesehatan mereka, adalah mengkhawatirkan dan merupakan tantangan yang harus ditangani Indonesia untuk mendorong gaya hidup yang lebih sehat," tambahnya.

Kelebihan perawatan terkoneksi

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved