February
21
2018
     21:14

Menakar Arah Pasar Modal 2018

Menakar Arah Pasar Modal 2018

21 Februari 2018 – Tahun 2018 masih memberikan harapan positif bagi kinerja Bursa Efek Indonesia, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih berada di atas pertumbuhan ekonomi global. Walaupun di 2018 ini, akan menjadi tahun politik dan banyak pihak yang memprediksi akan terjadi sedikit penurunan terhadap laju saham di Indonesia, namun berkaitan dengan pengaruh kondisi politik terhadap pasar modal Indonesia dinilai telah cukup kebal dan teruji dalam menghadapi kondisi ekonomi di tahun 2004, 2009, dan 2014.

Berbicara mengenai faktor yang berkontribusi dalam pergerakkan bursa saham, khususnya di Indonesia, terbagi dalam faktor makro dan mikro.

Samsul Hidayat – Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia mengatakan, “Faktor makro tentunya meliputi bagaimana report negara kita, terutama terkait dengan stabilitas nilai rupiah, tingkat inflasi, pengelolaan fiskal, dan faktor fundamental perusahaan.”

Lebih lanjut Samsul menjelaskan pertumbuhan positif pasar modal Indonesia. Pada 2012-2017 tingkat IHSG tumbuh sebesar 7,1% per tahun. Sejalan dengan pertumbuhan IHSG, aktivitas transaksi pada 2012-2017 pun tumbuh dari Rp4 triliun ke Rp7,5 triliun.

Dari sektor eksternal, Amerika Serikat masih menjadi kiblat capital market. Kekhawatiran terhadap presiden baru AS serta kebijakan pemerintah Amerika Serikat dalam hal menurunkan suku bunga dan menaikkan pajak yang awalnya menjadi pertimbangan bagi para investor, ternyata tidak terbukti, malah cukup prudent dalam menjalankan pemerintahan. Kebijakan AS untuk meningkatkan suku bunga dan menaikkan pajak yang diperkirakan akan menarik dana-dana global akan menjadi kalkulasi para investor. Mereka cenderung akan mengamankan investasi mereka di emerging markets dan akan sangat berhati-hati dalam profit taking.

Kemudian, pertumbuhan investor domestik dalam dua tahun terakhir mencapai 200ribu, dari yang sebelumnya sebanyak 400ribu investor, menjadi 600ribu investor. Hal ini membuat kinerja Bursa Efek Indonesia semakin baik. Samsul mengatakan, “Daya serap pasar domestik kita cukup baik. Mungkin ini merupakan impact dari kegiatan tax amnesty yang dibuat oleh pemerintah waktu itu, dimana dana-dana tax amnesty dimanfaatkan atau dimasukkan ke sektor pasar modal.” Kondisi ini diharapkan mampu membuat pasar modal Indonesia lebih stabil terhadap perubahan-perubahan pasar dunia.

Tentang DBS
DBS - Living, Breathing Asia

DBS adalah grup layanan keuangan terkemuka di Asia, dengan lebih dari 280 cabang di 18 pasar. Berkantor pusat dan terdaftar di Singapura, DBS berkembang di tiga sumbu utama Asia: Greater China, Asia Tenggara dan Asia Selatan. Peringkat kredit "AA-" dan "Aa1" bank tersebut, termasuk yang tertinggi di dunia.

DBS berada di garis depan dalam hal memanfaatkan teknologi digital untuk membentuk masa depan perbankan, dan telah diberi nama sebagai "Bank Digital Terbaik Dunia" oleh Euromoney. Hal ini karena DBS telah dikenal karena kepemimpinannya di kawasan ini, yang diberi nama "Asia's Best Bank" oleh beberapa publikasi termasuk The Banker, Global Finance, IFR Asia dan Euromoney sejak tahun 2012. Selain itu, bank tersebut telah diberi nama "Bank Terpercaya di Asia" oleh Global Finance selama delapan tahun berturut-turut dari tahun 2009 sampai 2016.

DBS menyediakan berbagai layanan di bidang consumer, SME dan corporate banking. Sebagai bank yang lahir dan berkembang di Asia, DBS memahami seluk beluk bisnis di pasar paling dinamis di kawasan ini. DBS berkomitmen untuk membangun hubungan yang kekal dengan pelanggan, dan memberi dampak positif pada masyarakat melalui usaha sosial yang mendukung, karena bank tersebut menjadi bank yang bekerja dengan cara Asia. DBS juga telah menggalang SGD 50 juta untuk memperkuat usaha tanggung jawab sosial perusahaan di Singapura dan seluruh Asia.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved