March
10
2017
     14:49

Plastik Aditif BASF Dapat Membantu Meningkatkan Produksi Garam di Indonesia

Plastik Aditif BASF Dapat Membantu Meningkatkan Produksi Garam di Indonesia

Hong Kong – 9 Maret 2017 – Plastik aditif BASF, Chimassorb® 2020, beserta produk antioksidan, telah digunakan oleh PT Kencana Tiara Gemilang (KTG), produsen plastik lembaran terkemuka di Indonesia, untuk memproduksi geomembran plastik lembaran polyethylene atau HDPE untuk tambak garam di Indonesia.

Aditif ini memiliki daya tahan geomembran yang kuat dengan mencegah degradasi sinar UV, suhu panas dan oksidasi.

“Kami percaya pada kekuatan inovasi tanpa batas dalam mengembangkan aplikasi-aplikasi baru dari produk-produk kami,” ujar Hermann Althoff, Senior Vice President, Plastics Additives Asia Pacific. “Melalui kolaborasi dengan KTG, kami dapat berkontribusi untuk meningkatkan produktifitas dan efsiensi dari industri garam nasional dan membuatnya menjadi lebih kompetitif.”

Lembaran plastik geomembran HDPE memberikan perlindungan terhadap rangkaian zat padat dan cair. Sebuah senyawa serbaguna, walaupun memiliki kelemahan yang sama; radiasi sinar UV, yang menimbulkan radikal bebas, penyebab utama degradasi geomembran. Suhu yang ekstrim serta lamanya jangka waktu penggunaan juga dapat menurunkan kualitas bahan tersebut.

Untuk membuat geomembrane yang dapat menahan efek tekanan cahaya, sebuah stabilisator cahaya Chimassorb 2020 ditambahkan kedalam polimer pada saat produksi lembaran plastik geomembrane tersebut. Bahan penstabil ini akan melindungi plastik dari musuh utamanya dengan menangkap radikal berbahaya dan melindungi bahan dari kerusakan akibat radiasi sinar UV. Stabilisator cahaya yang digabungkan dengan produk antioksidan telah memenuhi persyaratan produksi geomembran dari Geosynthetic Research Institute (GRI) tentang sifat minimum, fisik, mekanik dan kimia yang harus dipenuhi, atau melampaui geomembran pada saat proses produksi.

Pada saat memproduksi geomembran, Chimassorb 2020 membantu menurunkan kecenderungan untuk mencair, sehingga dapat digunakan pada kondisi proses gesekan tinggi. Kontrol aliran cairan membantu mengurangi gundukan, serta dapat mengoptimalkan tekanan pada filter menjadi lebih tahan lama, menghasilkan proses yang lebih stabil sekaligus mengurangi biaya perawatan.

Waktu produksi lebih singkat dengan kualitas lebih baik

Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada, membentang sepanjang lebih dari 54,000 kilometer, akan tetapi garam yang dikonsumsi di negara ini masih menggunakan garam impor.

Dengan metode tradisional, para petani memompa air laut melalui pipa kedalam tambak garam. Setelah 25-28 hari akan terevaporasi, kemudian garam berbentuk kristal dipindahkan keatas meja untuk dikeringkan selama 4-10 hari, tergantung dari kondisi cuaca. Dengan metode ini, petani dapat memproduksi dan memanen garam sebanyak tiga kali dalam setahun.

Tambak garam yang menggunakan teknologi geomembran saat ini sedang dipromosikan oleh pemerintah Indonesia sebagai salah satu cara untuk mencapai target swasembada garam. Dengan geomembran HDPE, proses evaporasi dapat berkurang dari 25 hari dengan menggunakan metode tradisional menjadi 14 hari. Manfaat lain dari geomembrane HDPE adalah masa pakainya dapat mencapai lebih dari 10 tahun. Dengan menggunakan sistem prisma, kualitas garam dapat di tingkatkan (mencegah kontaminasi dari tanah) dan dapat dipanen kapan saja.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved